Kamis, 30 Maret 2017

Hwaseong Serial Murder Case : The Unresolved Case

Hwaseong Serial Murder Case : The Unresolved Case
Bagi penggemar film maupun drama Korea Selatan bergenre suspense thriller, tentu sudah tidak asing dengan kasus pembunuhan berantai Hwaseong. Sebuah kasus tidak terpecahkan yang telah menewaskan lebih dari sepuluh wanita dalam rentang usia 20-70 tahunan. Peristiwa terjadi di area Hwaseong, Provinsi Gyeonggi, sejak tahun 1986-1991. Namun pada pertengahan 2001, kasus pembunuhan serupa sempat muncul kembali. Namun, hasilnya tetap nihil. Tidak ditemukan titik terang perihal tersangka, secuil bukti pun tidak tertinggal. Hingga kemudian, kasus ini telah melewati undang-undang pembatasan dan dinyatakan sebagai kasus dingin atau tidak terselesaikan.
Diketahui, bahwa tidak hanya membunuh, pelaku lebih dulu memperkosa korban. Kemudian mencekik hingga meninggal menggunakan pakaian korban sendiri. Korban terakhir pada tahun 1991 adalah seorang nenek berusia 71 tahun yang mayatnya ditemukan dalam keadaan tangan dan kaki terikat oleh stoking-nya sendiri. Tidak ditemukan kriteria serupa maupun hubungan antar para korban, sehingga dugaan pembunuhan dilakukan oleh dendam menjadi terbantahkan dengan sendirinya. Juga, menambah sulit menelusuri sosok si pelaku psikopat ini.
Pada masa tersebut, lebih dari 20 ribu orang diinterogasi akibat dicurigai sebagai pelaku. Kepolisan berjibaku untuk mengusut kasus yang menimbulkan kehebohan nasional ini. Di seluruh penjuru negeri bahkan muncul ketakutan dari para wanita untuk beraktifitas di luar rumah pada malam hari akibat rasa tidak aman yang menggelayuti mereka. Titik terang sedikit muncul saat (calon) korban keempat pelaku berhasil melarikan diri dan selamat. Korban mendeskripsikan pelaku berusia muda—sekitar dua puluh tahunan, proporsi tubuh ramping, serta memiliki tinggi antara 165-170 cm. Juga, ditemukan—maaf—sperma pelaku di tubuh korban, yang kemudian dilakukan tes DNA untuk jadikan acuan polisi. Sayangnya, DNA pelaku tidak cocok sedikitpun dengan DNA para tersangka. Waktu terus berlalu tanpa hasil apa pun. Namun, sejak tahun 1991, tidak ditemukan lagi kasus pembunuhan maupun pemerkosaan serupa.
Diduga, teknologi yang belum memadai pada tahun tersebut menjadi faktor utama kegagalan penyidikan. Ditunjang dengan intervensi pihak militer terhadap kepolisian begitu kuat, sehingga bila sebuah kasus tidak selesai, maka petugas polisi harus bersiap menerima ‘hukuman’ berat. Hal tersebut berdampak terhadap metode investigasi kepolisian pada masa itu, yang kerap memaksa seseorang mengaku melakukan tindak kriminal. Bila menolak, akibatnya akan dihajar habis-habisan. Sehingga insiden salah tangkap menjadi suatu hal yang acap kali terjadi. Dalam kasus Hwaseong, seorang pemuda keterbatasan mental sempat ditangkap sebagai pelaku. Ia kemudian bunuh diri dan masih saja jatuh korban lain—yang otomatis mematahkan klaim kepolisian.
Menurut beberapa psikolog kriminal maupun profiler yang masih meneliti kasus ini, bila belum meninggal dan tidak menerima terapi kejiwaan apa pun, besar kemungkinan pelaku masih melancarkan aksinya—meski mungkin lebih rahasia mengingat kecanggihan investigasi yang jauh berbeda dengan era 80-an dahulu dapat mengidentifikasi sosoknya apabila korban sampai ditemukan. Ahli berpendapat, kehausan seorang pembunuh berantai tidak dapat serta merta sembuh tanpa perawataan. Namun kasus yang terjadi pada tahun 2001 diyakini bukanlah aksi pelaku asli Hwaseong, melainkan hanya peniru demi menghidupkan kembali ketegangan masa lalu.
Dengan begitu populernya kisah pembantaian di Provinsi Gyeonggi tersebut, para pelaku industri hiburan berulangkali mengangkatnya sebagai tema dalam film maupun drama garapan mereka.  Antara lain dalam film Memories Of Murder (2003) yang dibintangi Song Kang Ho, drama TvN Gap Dong (2014), TvN Signal (2016), dan yang terbaru adalah OCN Tunnel (2017).
Kira-kira, apabila si pelaku masih hidup, bagaimana ya perasaannya saat kisah pembantaiannya itu ramai diperbincangkan hingga diproduksi ke layar lebar dan drama!? Tertawa dan merasa bangga?
30 Maret 2017,
Ayra.


1 komentar:

Anonim mengatakan...

mbk, kalo filmnya criminal minds sepertinya juga mengangkat dari kasus ini, namun dengan gaya film yang berbeda... keren lah pokoknya

Posting Komentar