Sabtu, 03 Maret 2018

[Rambling Opinion] Hwayugi Part 2


Sejujurnya, saya suka banget sama Hwayugi di paruh pertama drama. Terutama bromance Woo Ma Wang & Son Oh Gong. Mereka itu kalau berantem beneran kayak saudara. Chemistry Cha Seung Won & Lee Seung Gi emang jjang banget. Tapi saya masih berpendapat kalau kisah cinta Son Oh Gong sama Jin Seon Mi terlalu… well, I am not really in with their relationship. I don’t know. Saya terlalu lelah dengan cinta mereka yang fokus pada “Am I pretty? Do you love me? Are we destined for each other? Do you want to kill me?” dan muter-muter di situ.

[*Saya benar-benar minta maaf karena harus mengatakan hal semacam itu, tapi ya menurut saya begitu adanya. Daripada muter-muter “lo cinta sama gue nggak?” ada banyak hal yang bisa dieksplorasi dan dijelaskan secara lebih mendetail oleh Hong Sisters yang kemudian menjadi plot holes tidak terjawab sampai menjelang episode terakhir nanti malam.

Contohnya :

  1. Kenapa Son Oh Gong disebut pernah dikhianati manusia? Siapa yang pernah mengkhianati dia? Padahal di versi novel maupun drama China-nya nggak ada kisah SOG pernah dikhianati. Kecuali emang sama Jade Emperor alias Kaisar Giok yang bilang mau ngasih SOG jabatan tinggi di Kahyangan, nyatanya cuma diberi posisi rendah. Kemudian SOG membelot dan mengacau sampai dia pun menang melawan 4 Raja Kahyangan, Panglima Perang terbaik Kahyangan dkk. Dan pada akhirnya, Jade Emperor harus memohon Buddha dan Guanyin Bodhissatva (Kwan Im) untuk mengatasi SOG.
  2. Peri Ha dulunya Peri tercantik di Kahyangan. Otomatis General Frost / Panglima Es juga semula di Kahyangan. Kalau adiknya Peri, maka seharusnya General Frost adalah salah satu panglima/prajurit di Kahyangan (*saya nggak menemukan literatur tentang sosoknya). Terus gimana ceritanya mereka bisa ditendang dari Kahyangan, turun ke Bumi, dan terlibat dengan Ah Sa Nyeo? Apa cuma saya yang penasaran?

Dan beberapa hal yang mengganjal buat saya dan mungkin beberapa penonton lain, seperti :

  1. Lotus scent-nya Sam Jang itu mengundang Iblis. Teman saya dari episode pertama bertanya-tanya, gimana Sam Jang pas lagi dapat periodenya selama belum ada Son Oh Gong?
  2. Saya tahu kalau Sekretaris Ma itu patuh banget sama  Ma Wang. Tapi… gimana bisa ya dia sama sekali tidak tergoda sama darah Sam Jang, padahal saat itu nggak ada Ma Wang atau siapa pun yang menghalanginya? Di Pohon Terkutuk, terus di areal parkir basement Lucifer Entertainment, dia menggores pergelangan tangan Sam Jang tapi meneteskan liur pun enggak, padahal Ma Wang pun tergoda. Dia sekuat Son Oh Gong? Waw…
  3. Heavenly realm is so mean. Gimana bisa mereka mengorbankan Sam Jang, seorang manusia, untuk memperbaiki kekacauan di dunia? I mean, Buddha itu simbol pengasih. Guanyin Bodhissatva adalah Goddess of Mercy. Masa iya mereka tega membiarkan hal sekeji itu menimpa seorang manusia? I don’t think so. Guanyin Bodhissatva in disguise (The Peddler) sudah membantu menjelaskan pada Son Oh Gong tentang Geumganggo dan saya rasa itu bukti dia sebenarnya menentang rencana gila Kahyangan. Tapi, hanya sampai di situ? Saya bukan pemeluk Buddha, tapi entah kenapa saya merasa tindakan tersebut mencederai agama Buddha yang dikenal welas asih. Bahkan di Journey To The West, selama pertaubatan Sun Wu Kong, Kahyangan berbalik memberi bantuan kepadanya kalau ada kesulitan yang tidak dapat teratasi. Tapi yang mereka lakukan di sini? Membuat seorang manusia melakukan pengorbanan!
  4. Where’s Buddha? Kenapa kita tidak sekalipun diperlihatkan sosoknya maupun para Dewa dengan posisi penting lain di Kahyangan? Jade Emperor, King Yeomra, etc. Setidaknya sekali, mereka harus ditampilkan, ‘kan?
Karena pada saat itulah Son Oh Gong harus meminta tolong kepada mereka. Satu-satunya momen, di mana dia harus menghadapi anaknya King Woo Ma / Woo Ma Wang, si Red Boy yang bandelnya tujuh turunan dan berniat memangsa The Monk / Sam Jang. Kekuatan Red Boy itu tidak main-main, setara dengan ayahnya, digabung dengan kekuatan ibunya. Makanya, saya selalu bilang lawan setara Son Oh Gong hanya keluarga Woo Ma Wang, terutama Ma Wang sendiri. Dalam insiden Red Boy, dia akhirnya dijadikan pendamping Guanyin Bodhissatva karena sebagaimana penaklukan Son Oh Gong, hanya Buddha dan Guanyin Bodhissatva yang bisa mengurus Red Boy. Meskipun kemudian SOG terpaksa harus duel dengan Ma Wang karena tidak rela anak semata wayangnya menjadi pengikut Buddha.
  1. But, what? Di Hwayugi, Hong Sisters justru memilih Black Dragon untuk menjadi lawan terakhir Son Oh Gong, terkuat dan paling menakutkan. Let me explain, ya. Son Oh Gong / Sun Wu Kong/ Sun Go Ku bahkan sudah menaklukkan empat Raja Naga Laut untuk mendapatkan senjatanya—di Hwayugi yang bentuknya mirip kipas. Termasuk bapaknya Moon Uh/ Naga Giok/ Alice. Lah, kenapa Black Dragon justru jadi lawan akhir SOG? Personally, saya lebih memilih dia bertarung sebentar dengan Ma Wang sebagai pertarungan akhir daripada dengan Black Dragon.
  2. Saya tahu kalau Alice/Moon Uh adalah interpretasi kuda putih yang setia menemani perjalanan kelompok Sun Wu Kong ke Barat. Dia melakukan pengorbanan besar menjelang akhir perjalanan untuk The Monk / Sam Jang. Tapi kenapa di Hwayugi justru berkorban demi PK? Dramatisasi?

Saya tahu sih, versi Hwayugi memang tidak memiliki kewajiban untuk menjadi sama persis dengan versi novel atau serial Cina-nya. Tapi… well, saya hanya merasa kecewa akan poin-poin di atas sebagai seorang penggemar setia Hong Sisters. Saya juga berharap mereka tidak akan menggunakan reinkarnasi atau sesuatu semacam itu untuk ending Hwayugi setelah memberikan tragedi berkepanjangan pada episode 19. Jangan sampai endingnya mendapat kritik bertubi seperti Big dan memberikan trauma serius untuk pemeran utamanya seperti yang terjadi pada Gong Yoo. 

1 komentar:

Unknown mengatakan...

setuju banget sama love story ny sam jang sama oh gong muter2 di "apa kamu mencintaiku?" "apa kamu takdir ku?" "apa kamu akan membunuhku?" gara2 itu aku rada kesel sama ceritanya. Plot nya tuh bagus sebenernya, kalo love story ny itu gaada, lebih bagus. Bahkan aku lbh suka kalo sam jang sama jonathan aja aduh

Posting Komentar