Hwaseong Serial Murder Case : The
Unresolved Case
Bagi penggemar film maupun drama Korea Selatan bergenre suspense thriller, tentu sudah tidak
asing dengan kasus pembunuhan berantai Hwaseong. Sebuah kasus tidak terpecahkan
yang telah menewaskan lebih dari sepuluh wanita dalam rentang usia 20-70
tahunan. Peristiwa terjadi di area Hwaseong, Provinsi Gyeonggi, sejak tahun
1986-1991. Namun pada pertengahan 2001, kasus pembunuhan serupa sempat muncul
kembali. Namun, hasilnya tetap nihil. Tidak ditemukan titik terang perihal
tersangka, secuil bukti pun tidak tertinggal. Hingga kemudian, kasus ini telah
melewati undang-undang pembatasan dan dinyatakan sebagai kasus dingin atau
tidak terselesaikan.
Diketahui, bahwa tidak hanya membunuh, pelaku lebih dulu memperkosa
korban. Kemudian mencekik hingga meninggal menggunakan pakaian korban sendiri.
Korban terakhir pada tahun 1991 adalah seorang nenek berusia 71 tahun yang
mayatnya ditemukan dalam keadaan tangan dan kaki terikat oleh stoking-nya
sendiri. Tidak ditemukan kriteria serupa maupun hubungan antar para korban,
sehingga dugaan pembunuhan dilakukan oleh dendam menjadi terbantahkan dengan
sendirinya. Juga, menambah sulit menelusuri sosok si pelaku psikopat ini.
Pada masa tersebut, lebih dari 20 ribu orang diinterogasi akibat
dicurigai sebagai pelaku. Kepolisan berjibaku untuk mengusut kasus yang
menimbulkan kehebohan nasional ini. Di seluruh penjuru negeri bahkan muncul
ketakutan dari para wanita untuk beraktifitas di luar rumah pada malam hari
akibat rasa tidak aman yang menggelayuti mereka. Titik terang sedikit muncul saat
(calon) korban keempat pelaku berhasil melarikan diri dan selamat. Korban
mendeskripsikan pelaku berusia muda—sekitar dua puluh tahunan, proporsi tubuh
ramping, serta memiliki tinggi antara 165-170 cm. Juga, ditemukan—maaf—sperma
pelaku di tubuh korban, yang kemudian dilakukan tes DNA untuk jadikan acuan
polisi. Sayangnya, DNA pelaku tidak cocok sedikitpun dengan DNA para tersangka.
Waktu terus berlalu tanpa hasil apa pun. Namun, sejak tahun 1991, tidak
ditemukan lagi kasus pembunuhan maupun pemerkosaan serupa.
Diduga, teknologi yang belum memadai pada tahun tersebut menjadi faktor
utama kegagalan penyidikan. Ditunjang dengan intervensi pihak militer terhadap
kepolisian begitu kuat, sehingga bila sebuah kasus tidak selesai, maka petugas
polisi harus bersiap menerima ‘hukuman’ berat. Hal tersebut berdampak terhadap
metode investigasi kepolisian pada masa itu, yang kerap memaksa seseorang
mengaku melakukan tindak kriminal. Bila menolak, akibatnya akan dihajar
habis-habisan. Sehingga insiden salah tangkap menjadi suatu hal yang acap kali
terjadi. Dalam kasus Hwaseong, seorang pemuda keterbatasan mental sempat
ditangkap sebagai pelaku. Ia kemudian bunuh diri dan masih saja jatuh korban
lain—yang otomatis mematahkan klaim kepolisian.
Menurut beberapa psikolog kriminal maupun profiler yang masih meneliti
kasus ini, bila belum meninggal dan tidak menerima terapi kejiwaan apa pun,
besar kemungkinan pelaku masih melancarkan aksinya—meski mungkin lebih rahasia
mengingat kecanggihan investigasi yang jauh berbeda dengan era 80-an dahulu
dapat mengidentifikasi sosoknya apabila korban sampai ditemukan. Ahli
berpendapat, kehausan seorang pembunuh berantai tidak dapat serta merta sembuh
tanpa perawataan. Namun kasus yang terjadi pada tahun 2001 diyakini bukanlah
aksi pelaku asli Hwaseong, melainkan hanya peniru demi menghidupkan kembali ketegangan
masa lalu.
Dengan begitu populernya kisah pembantaian di Provinsi Gyeonggi tersebut,
para pelaku industri hiburan berulangkali mengangkatnya sebagai tema dalam film
maupun drama garapan mereka. Antara lain
dalam film Memories Of Murder (2003) yang dibintangi Song Kang Ho, drama TvN
Gap Dong (2014), TvN Signal (2016), dan yang terbaru adalah OCN Tunnel (2017).
Kira-kira, apabila si pelaku masih hidup, bagaimana ya perasaannya saat
kisah pembantaiannya itu ramai diperbincangkan hingga diproduksi ke layar lebar
dan drama!? Tertawa dan merasa bangga?
30 Maret 2017,
Ayra.
1 komentar:
mbk, kalo filmnya criminal minds sepertinya juga mengangkat dari kasus ini, namun dengan gaya film yang berbeda... keren lah pokoknya
Posting Komentar